Pages

Subscribe:

Jumat, 02 Maret 2012

Unsur Seni Rupa

Karya seni rupa, terutama karya seni rupa dua dimensi, terdiri dari unsur-unsurtitik, garis, bidang, ruang, warna, tekstur, dan gelap terang. Dari perpaduan selarasunsur-unsur inilah terbentuk karya-karya seni rupa yang indah.1. TitikTitik merupakan unsur rupa yang paling sederhana. Setiap menyentuhkan pensiluntuk pertama kali pada kertas akan menghasilkan titik. Unsur titik akan tampakberarti pada karya seni rupa apabila jumlahnya cukup banyak ayau ukurannyadiperbesar hingga menjadi bintik.2. GarisGaris merupakan unsur rupa yang terbuat dari rangkaian titik yang terjalinmemanjang menjadi satu. Ada empat macam garis yaitu garis lurus, garis lengkung,garis patah-patah, dan garis spiral atau pilin. Garis lurus berkesan tegas dan keras,sedangkan garis lengkung berkesan lembut dan lentur. Garis patah-patah berkesankaku, sedangkan garis spiral berkesan luwes.3. BidangBidang merupakan unsur rupa yang terjadi karena pertemuan dari beberapa garis.Bidang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bidang geometris dan nongeometris.Bidang geometris adalah bidang yang beraturan dan digunakan dalam ilmu ukur.Bidang nongeometris adalah bidang yang tidak beraturan. Bidang inilah yang seringkaliterdapat pada bentuk-bentuk alami.4. BentukBentuk adalah unsur seni rupa yang terbentuk karena ruang atau volume. Macam-macam bentuk dalam seni rupa adalah bentuk kubistis, silindris, bola, limas, prisma,kerucut (geometris), dan nongeometris. Unsur bentuk secara nyata diterapkan padaunsur seni patung, arsitektur, taman, interior, dan kriya.5. WarnaWarna merupakan unsur rupa yang terbuat dari pigmen (zat warna). Warna dapatdikelompokkan menjadi tiga, yaitu kelompok warna primer, sekunder, dan tersier.Warna primer (pertama) maksudnya, warna tersebut bukan terbuat dari campuranwarna lain mana pun. Kelompok warna sekunder (kedua) terbentuk dari campuranwarna primer dan warna primer lain. Warna tersier (ketiga) terjadi dari campuranwarna sekunder dengan warna sekunder lain atau dengan warna primer.Kelompok warna primer terdiri dari tiga warna, yaitu merah (magenta), kuning(yellow), dan biru (cyan). Kelompok warna sekunder terdiri dari tiga warna, yaituhijau, ungu, dan jingga. Kelompok warna tersier merupak warna-warna yang senadadengan warna sekunder namun dengan tingkat warna primer yang berbeda-beda

SENI RUPA NUSANTAR A

 
Sadarkah bila di sekitar kita banyak sekali karya seni rupa? Berbagai gambarpada buku, iklan, atau kain, lukisan, anyaman tikar atau kursi rotan, desain kamar dantaman, ataupun patung yang menghiasi rumah dan jalan merupakan hasil gagasanmanusia yang dicipta dalam rangka memenuhi kebutuhannya.Seni yang pada kegiatanpenciptaannya memerlukan koordinasi antara mata dan tangan ini disebut seni rupa.Seni rupa adalah ungkapan gagasan atau perasaan estetis dan bermakna yangdiwujudkan melalui media titik, garis, bidang, bentuk, warna, tekstur, dan gelapterang yang ditata dengan prinsip-prinsip tertentu.Seni rupa yang sering kalian lihat di kehidupan sehari-hari itu, dibagi duamenurut kegunaannya. Yakni seni rupa murni dan seni rupa terapan. Disebut seni rupamurni karena karya seni ini mengutamakan fungsi keindahan atau hanya untukdinikmati nilai atau mutu seninya dengan indera penglihatan.Sedangkan seni rupa terapan merupakan karya seni rupa yang mengutamakanfungsi pakainya selain juga dinikmati mutu seninya. Seni rupa terapan dapatdibedakan menjadi dua, yakni seni kriya/kerajinan tangan seperti ukiran, anyaman,keramik, topeng, serta batik, dan desain seperti ragam hias, produk, interior,eksterior.Berdasarkan wujud atau dimensinya, karya seni rupa dapat dibedakan menjadidua, yakni karya seni rupa dua dimensi dan karya seni rupa tiga dimensi. Disebutkarya seni rupa dua dimensi (dwimatra) karena wujud karyanya berupa bidang ataumemiliki ukuran panjang dan lebar saja. Sehingga, karya seni rupa dua dimensi hanyadapat dilihat dari satu sisi. Contoh karya seni rupa dua dimensi adalah gambar ataulukisan. Sedangkan karya seni rupa tiga dimensi (trimatra) wujud karyanya memilikiukuran panjang, lebar, dan tinggi, atau memiliki ruang (volume). Karya seni rupa tigadimensi dapat dinikmati dari berbagai sisi 

Seni patung di Eropa

Romawi Yunani Klasik

Seni patung klasik Eropa merujuk pada seni patung dari zaman Yunani Kuno, Romawi kuno serta peradaban Helenisasi dan Romanisasi atau pengaruh mereka dari sekitar tahun 500 SM sampai dengan kejatuhan Roma di tahun 476 AD, istilah patung klasik juga dipakai untuk patung modern yang dibuat dengan gaya klasik. Patung-patung klasik Eropa memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  1. Figur badan penuh: berupa laki-laki muda atletis atau wanita telanjang.
  2. Portrait: menunjukkan tanda-tanda usia atau karakter yang kuat.
  3. Memakai kostum serta atribut dewa-dewi klasik
  4. Peduli dengan naturalisme didasari dengan observasi, seringkali memakai model sungguhan.
Bentuk patung telanjang biasanya diterima secara luas oleh masyarakat, didasari pada lamanya tradisi yang mendukungnya. Tapi adakalanya, ada yang berkeberatan dengan tema ketelanjangan ini, biasanya dari kalangan fundamentalis moral dan relijius. Contohnya, beberapa patung Yunani koleksi Vatikan dihilangkan penisnya.

Periode Gothik

Mata rantai yang menghubungkan seni, dalam hal ini adalah arsitektur, Eropa zaman pertengahan (Gothik) dengan seni arsitektur Romawi disebut dengan periode Romanesque. Karya dgseni patung Gothik awal adalah dari pengaruh agama Kristen, serta lahir dari dinding gereja dan biara. Patung yang terdapat di Chartres Cathedral (sekitar th. 1145) di Perancis merupakan karya patung awal zaman Gothik. Di Jerman, terdapat di Cathedral Bamberg dari tahun 1225. Di Inggris, karya patung hanya terbatas pada yang dipakai pada batu nisan serta dekorasi non figur (sebagian ini disebabkan karena ikonoklasme Cistercian). Di Italia, masih dipengaruh bentuk-bentuk zaman klasik, seperti yang terdapat pada mimbar Baptistery di Pisa serta di Siena.

Seni patung di Asia

Berbagai macam jenis patung terdapat di banyak wilayah yang berbeda di Asia, biasanya dipengaruhi oleh agama Hindu dan Buddha. Sejumlah besar patung Hindu di Kamboja dijaga kelestariannya di Angkor, akan tetapi penjarahan terorganisir yang terjadi berdampak besar pada banyak situs peninggalan di negara itu. Lihat juga Angkor Wat. Di Thailand, kebanyakan patung dikhususkan pada bentuk Buddha. Di Indonesia, patung-patung yang dipengaruhi agama Hindu banyak ditemui di situs Candi Prambanan dan berbagai tempat di pulau Bali. Sedangkan pengaruh agama Buddha ditemui di situs Candi Borobudur.
Di India, karya patung pertama kali ditemukan di peradaban Lembah Indus (3300-1700) SM. Ini adalah salah satu contoh awal karya patung di dunia. Kemudian, setelah Hinduisme, Buddhisme dan Jainisme berkembang lebih jauh, India menciptakan patung-patung tembaga serta pahatan batu dengan tingkat kerumitan yang besar, seperti yang terdapat pada hiasan-hiasan kuil Hindu, Jain dan Buddha.
Artifak-artifak yang ditemukan di Republik Rakyat Cina berasal dari sekitar tahun 10.000 SM. Kebanyakan karya patung Tiongkok yang dipajang di museum berasal dari beberapa periode sejarah, Dinasti Zhou (1066-221 SM) menghasilkan bermacam-macam jenis bejana perunggu cetak dengan hiasan yang rumit. Dinasti Qin (221-206 SM) yang terkenal dengan patung barisan tentara yang dibuat dari terracota. Dinasti Han (206 SM - 220AD) dengan patung-patung figur yang mengesankan kekuatan. Patung Buddha pertama ditemui pada periode Tiga Kerajaan (abad ketiga). Yang dianggap sebagai zaman keemasan Tiongkok adalah periode Dinasti Tang, pada saat perang saudara, patung-patung figur dekoratif dibuat dalam jumlah banyak dan diekspor untuk dana peperangan. Kemudian setelah akhir Dinasti Ming (akhir abad 17) hampir tidak ada patung yang dikoleksi museum, lebih banyak berupa perhiasan, batu mulia, atau gerabah--dan pada abad 20 yang gegap gempita sama sekali tidak ada karya yang dikenali sebagai karya patung, meskipun saat itu terdapat sekolah patung yang bercorak sosial realis pengaruh Soviet di awal dekade rezim komunis, dan pada pergantian abad, para pengrajin Tiongkok mulai mendominasi genre karya patung komersial (patung figur miniatur, mainan dsb) dan seniman garda depan Tiongkok mulai berpartisipasi dalam seni kontemporer Eropa Amerika.
Di Jepang, karya patung dan lukisan yang tak terhitung banyaknya, seringkali di bawah sponsor pemerintah. Kebanyakan patung di Jepang dikaitkan dengan agama, dan seiring dengan berkurangnya peran tradisi Buddhisme, jenis penggunaan bahannya juga berkurang. Selama periode Kofun (abad ketiga), patung tanah liat yang disebut haniwa didirikan di luar makam. Di dalam Kondo yang berada di Horyu-ji terdapat Trinitas Shaka (623), patung Buddha yang berupa dua bodhisattva serta patung yang disebut dengan Para Raja Pengawal Empat Arah. Patung kayu (abad 9) mengambarkan Shakyamuni, salah satu bentuk Buddha, yang menghiasi bangunan sekunder di Muro-ji, adalah ciri khas dari patung awal periode Heian, dengan tubuh berat, dibalut lipatan draperi tebal yang dipahat dengan gaya hompa-shiki (ombak bergulung), serta ekspresi wajah yang terkesan serius dan menarik diri. Sekolah seni patung Kei, menciptakan gaya patung baru dan lebih realistik. 'Teks tebal'

100 Tahun Seni Lukis Modern Indonesia

http://pelukisbatam.files.wordpress.com/2008/10/berburu-banteng.jpg
Jejak panjang seni lukis modern Indonesia dirintis oleh Raden Saleh, lantas tumbuh dan berkembang sejak era naturalisme-realis Mooi Indie hingga kembalinya gejala Realisme Romantik abad 21. BERBURU Banteng. Itulah judul salah satu lukisan legendaris hasil karya Raden Saleh Syarif Bustaman (1807 – 1880), pelukis pribumi Indonesia yang disebut-sebut sebagai perintis aliran seni lukis modern (modern art) di tanah air. Seni lukis modern ini berjarak dengan seni lukis tradisional yang telah tumbuh dan berkembang berabad-abad sebelumnya. Punya karakter dan ciri khas sendiri.
Pembentukan gaya seni rupa, pemilihan tema, pemakaian bahan lukisan serta fungsi kegunaannya berbeda dengan seni lukis tradisional. Raden Saleh melukis dengan maksud mengembangkan bakat seni pribadi atau potensi kreatif-artistik individu seniman, dengan wawasannya sebagai manusia budaya baru yang berpandangan universal.
Seni rupa modern tidak lagi memahat patung nenek moyang dan menatah serta menyinggung tokoh-tokoh pewayangan dalam bermacam-macam bentuknya : wayang beber, kulit, golek, krucil. Pendek kata, seni rupa modern Indonesia sama sekali bersifat baru.
Seni lukis modern sesungguhnya dimulai dengan masuknya penjajahan Belanda di Indonesia pada sekitar abad 17. Hanya saja, perintisan seni lukis modern ini bagi bangsa Indonesia berlangsung ”secara tidak sengaja” atau ”tanpa direncanakan” mengingat terjadinya perintisan di tengah-tengah kegelapan dari zaman penjajahan, sebelum adanya kemerdekaan. Dus, ini tentu saja tidak masuk dalam kesadaran budaya mengimgat Indonesia saat itu masih merupakan bangsa terjajah.
Masa Perintisan
Raden Saleh memang perintis seni lukis modern yang kesepian. Lahir dari rahim seorang ibu bernama Mas Adjeng Zarip Hoesen, Raden Saleh sejak kecil telah menampakkan bakat melukis yang kuat. Saat itu dia tinggal di daerah Terbaya, dekat Semarang dan sejak usia 10 tahun, dia diserahkan pamannya, Bupati Semarang, pada orang-orang Belanda atasannya di Batavia.
Kegemaran menggambar mulai menonjol sewaktu bersekolah di sekolah rakyat (Volks-School). Keramahannya bergaul memudahkannya masuk ke lingkungan orang Belanda dan lembaga-lembaga elite Hindia-Belanda.

Pameran Seni Lukis Pelajar 15 Provinsi di Megamall

MANADO – Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional bekerja-sama dengan Daseng Art dan Megamall menggelar Pameran Lukisan Pelajar bertajuk Gelar seni Dipangkuan Ibu Pertiwi 2010, diikuti 15 provinsi di seluruh Indonesia. Pameran berlangsung dari 29 Maret hingga 3 April 2010.
Lukisan Pameran Seni Lukis Pelajar 15 Provinsi di Megamall
Gelar Seni Lukis Pelajar di Megamall (Foto Beritamanado)
Koordinator Pameran, Drs Johanes Saul MSn, kepada beritamanado menjelaskan, adapun tujuan kegiatan ini adalah, untuk menggali dan mengembangkan bakat seni lukis anak-anak, meningkatkan apresiasi seni lukis di Sulut, mengembangkan jaringan seni lukis di wilayah Nusantara dan menciptakan forum studi komparatif antar karya anak Nusantara.
Lukisan2 Pameran Seni Lukis Pelajar 15 Provinsi di Megamall
Lukisan Pelajar (Foto Beritamanado)
Peserta pameran berasal dari berbagai daerah yaitu, Yokyakarta, Bali, NTB, Jatim, Banten, Jabar, Jateng, Kep Riau, Kalbar, Kaltim, Papua, Sulteng dan beberapa daerah di Sulut.  (JRY)

Lukisan

Seni Lukisan

Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar.
Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai media lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa memberikan imaji tertentu kepada media yang digunakan.
Seni Lukis Modern

Sejarah seni lukis di Indonesia

Seni lukis modern Indonesia dimulai dengan masuknya penjajahan Belanda di Indonesia. Kecenderungan seni rupa Eropa Barat pada zaman itu ke aliran romantisme membuat banyak pelukis Indonesia ikut mengembangkan aliran ini.
Raden Saleh Syarif Bustaman adalah salah seorang asisten yang cukup beruntung bisa mempelajari melukis gaya Eropa yang dipraktekkan pelukis Belanda. Raden Saleh kemudian melanjutkan belajar melukis ke Belanda, sehingga berhasil menjadi seorang pelukis Indonesia yang disegani dan menjadi pelukis istana di beberapa negera Eropa. Namun seni lukis Indonesia tidak melalui perkembangan yang sama seperti zaman renaisans Eropa, sehingga perkembangannya pun tidak melalui tahapan yang sama. Era revolusi di Indonesia membuat banyak pelukis Indonesia beralih dari tema-tema romantisme menjadi cenderung ke arah “kerakyatan”. Objek yang berhubungan dengan keindahan alam Indonesia dianggap sebagai tema yang mengkhianati bangsa, sebab dianggap menjilat kepada kaum kapitalis yang menjadi musuh ideologi komunisme yang populer pada masa itu. Selain itu, alat lukis seperti cat dan kanvas yang semakin sulit didapat membuat lukisan Indonesia cenderung ke bentuk-bentuk yang lebih sederhana, sehingga melahirkan abstraksi.
Gerakan Manifesto Kebudayaan yang bertujuan untuk melawan pemaksaan ideologi komunisme membuat pelukis pada masa 1950an lebih memilih membebaskan karya seni mereka dari kepentingan politik tertentu, sehingga era ekspresionisme dimulai. Lukisan tidak lagi dianggap sebagai penyampai pesan dan alat propaganda. Perjalanan seni lukis Indonesia sejak perintisan R. Saleh sampai awal abad XXI ini, terasa masih terombang-ambing oleh berbagai benturan konsepsi.
Kemapanan seni lukis Indonesia yang belum mencapai tataran keberhasilan sudah diporak-porandakan oleh gagasan modernisme yang membuahkan seni alternatif atau seni kontemporer, dengan munculnya seni konsep (conceptual art): “Installation Art”, dan “Performance Art”, yang pernah menjamur di pelosok kampus perguruan tinggi seni sekitar 1993-1996. Kemudian muncul berbagai alternatif semacam “kolaborasi” sebagai mode 1996/1997. Bersama itu pula seni lukis konvensional dengan berbagai gaya menghiasi galeri-galeri, yang bukan lagi sebagai bentuk apresiasi terhadap masyarakat, tetapi merupakan bisnis alternatif investasi.

Organic Painting — Aliran Seni Melukis

Kita ketahui bersama bahwa begitu banyak aliran seni melukis. Ada yang mengikuti aliran natural yaitu melukis sesuai keindahan alam dan asli baik pemandangan ataupun lukisan wajah. Raden Saleh dan Basuki Abdullah dua maestro dialiran ini. Ada juga yang memvisualkan kedalam seni lukis berwujud abstrak atau ekspresionis. Affandi dan Umi Dachlan misalnya adalah dua nama besar dalam kategori ini. Tulisan sebagai objek lukisan juga memiliki aliran tersendiri yang kita kenal sebagai kaligrafi. Amri Yahya dan AD Pirous adalah dua tokohnya. Bali yang terkenal sebagai kiblatnya seni dan seniman telah menelurkan aliran seni Bali. AA Gde Anom Sukowati dan I Dewa Nyoman Leper sering disebut sebagai dua pelukis pelopor aliran ini. Tentu masih banyak aliran dan tokoh lain.
Generasi baru seniman juga tak berhenti menggagas gaya melukis yang visioner yang tentunya berpotensi menghasilkan aliran baru dalam seni lukis. Tentu pro dan kontra mengikuti perkembangan ini manakala gaya baru itu dicanangkan sebagai sebuah aliran baru. Visualisasi menggunakan alat bantu komputer yang kemudian dipopulerkan sebagai computer art work atau computer graphic adalah contoh kontroversi di tahun 80an.
Beberapa tahun terakhir teknologi komputer maju pesat merambah masuk ke dunia seni lukis ditambah dengan teknologi yang memungkinkan penggambaran detail dan akurat dengan paint micro-brush dan mengambil pendekatan organik khususnya kesinambungan dan garis serta likuk dinamis menawarkan sebuah pendekatan baru yaitu seni lukis organik. Seorang artis dengan menampilkan begitu banyak ragam karya-seninya ditambah dengan narasi yang mengalir cantik mengabadikannya dalam sebuah buku berjudul Organica Sekali lagi pengakuan sebagai aliran seni lukis baru menuai perdebatan pro dan kontra. Kalangan seni rajah tubuh (tattoo) sangat menggemari aliran seni lukis ini. Kalangan yang kontra mengatakan bahwa ini bukan aliran baru melainkan cara lama dengan promosi baru. Re-branding menurut istilah dunia pemasaran. Gambar berikut adalah salah satu karya seni lukis organik.

Dari ketiga jenis pengertian akan organic painting termasuk diskusi bahkan perdebatan yang telah, sedang dan akan terus terjadi kita dapat menyimpulkan satu hal yaitu kreativitas itu tak ada habisnya. Cipta, rasa dan karsa adalah hasrat manusia untuk melakukan aktualisasi diri. Begitu juga dengan pro dan kontra, itu adalah bagian tak terpisahkan dari dinamika kehidupan manusia. Kreativitas dan inovasi tumbuh bersama peradaban manusia. Keduanya tidak akan pernah terbelenggu oleh kekuatan peradaban baik berupa kekuatan sosiopolitik ataupun teknoekonomi.  Keduanya hanya akan berhenti dan musnah jika kiamat (doomsday) telah tiba.

Organic Painting — Melukis Objek Organik


Keindahan ciptaan Tuhan YME sering menjadi sumber inspirasi. Pemandangan alam yang indah baik bernuansa matahari terbit, tenggelam bahkan terik dan mendung sering dijadikan obejk lukisan. Begitu pula kehidupan pertanian di pegunungan dengan petak sawah, aliran sungai, kerbau pembajak plus petani. Tak tehitung banyaknya jenis daun, buah dan bunga yang juga memberi inspirasi baik dilukis seindah aslinya atapun dipoles menjadi lukisan kontemporer dan abstrak. Demikian pula lemah-gemulai dan warna-warni kupu-kupu siang ataupun malam (sering disebut sebagai ngengat) menjadi penggerak hasrat mencipta yang divisualkan dalam lukisan. bahkan tak jarang detail dari keindahan alam ini menjadi inspirasi untuk melukis bukan hanya dikanvas namun juga untuk motif dalam pakaian dan hiasan lain seperi saputangan, tas, taplak meja, kasut dan berbagai kriya atau kerajinan tangan.

Organic Painting — Bahan Baku dan Alat Bantu Organik

Istiliah salah kaprah bahan kimia sudah sering dipakai oleh pejuang dan pelaku bisnis bahan organik untuk memojokkan dan menyingkirkan dari kompetisi berebut pasar bahan baku dan alat bantu. Sengaja dikatakan salah kaprah karena secara fundamental bahan kimia dapat dibagi menjadi dua yaitu bahan organik dan bahan non-organik. Dengan demikian, bahan organik adalah juga bahan kimia ! Namun nasi sudah jadi bubur dengan telah mengkristalnya persepsi bahwa bahan organik bukanlah bahan kimia. Bahan kimia dituding sebagai memiliki dampak negatif pada kesehatan bahkan beracun dan tidak ramah lingkungan. Sebaliknya bahan organik diproyeksikan sebagai bahan alam yang ramah lingkungan dan mudah didaur-ulang. Sejumlah seniman lukis juga ikut memperjuangkan go green menggunakan istilah bahan organik. Mereka memilih kanvas untuk melukis hanya dari material yang organik seperti kain dari serat katun, serat rami, serat dari batang padi dan serat-serat tumbuhan dan tanaman lain, organic cellulose. Begitu juga dengan bahan baku cat warna-warni, mereka hanya mau menggunakan jika cat sepenuhnya menggunakan bahan organik, misalnya pewarna yang diekstraksi dari daun, bunga, kulit dan buah. Materi pengikat dan pencair dalam cat juga wajib dari bahan alami seperti getah tumbuhan dan air. Batik tradisional, lurik dan ikat mengikuti aliran ini yaitu hanya menggunakan bahan dan perwarna organik. Idem ditto dengan alat bantu seperti kuas dimana materinya adalah bahan organik seperti serat kayu, rambut manusia dan ekor kuda.

Lukisan diatas yang dicuplik dari situs material organik adalah contoh lukisan yang bahan baku (khususnya cat) dan alat bantu (yaitu kanvas dan kuas) sepenuhnya organic painting.

Seni Lukis Organik - Aliran Baru atau Nama Baru?

Banyak ide baru kita bisa peroleh dan sering pula kita terperangah saat bincang-bincang yang walau awalnya hanya perajut silaturahmi atau sekedar makan enak dan omong kosong (MEOK) atau dalam Bahasa Inggrisnya dikenal sebagai macrology. Sebagai contoh, beberapa waktu lalu saya MEOK dengan 3 kawan dengan latar belakang dan profesi berbeda — seniman (pelukis dan arsitek), pebisnis TIK (Teknik Informatika dan Komunikasi) dan pengelola acara (professional convention organizer). Pada awal perbincangan ngalor-ngidul tanpa juntrungan namun saat sang pelukis melontar cerita (bahkan akan berpameran tunggal) tentang aliran melukis yang disebut seni lukis organik (organic painting) maka perbincangan menjadi terarah. Topik ini bagaikan magnit kuat yang membawa dampak polarisasi pada vektor-vektor obrolan sana-sini. Mulailah peluru-peluru pertanyaan untuk pemenuh dahaga penasaran dilontarkan bak peluru ditembakkan dari sebuah senapan mesin ringan otomatis. Seperti biasa, jurus pamungkas 5W+1H diterapkan, yaitu apa, siapa, kapan, mengapa, dimana dan bagaimana melukis dengan aliran organik itu.
Silaturahmi MEOK dengan keterbatasan waktu tidak mampu memuaskan dorongan keingintahuan. Ini memicu upaya penyelidikan dan penyidikan dengan bertanya sana-sini — tatap muka atau jarak jauh, berburu ke toko buku dan perpustakaan (fisik dan maya) dan tidak terlewat berkonsultasi pada kamus untuk mencari tahu definisi dan penjelasan. Dengan kata kunci organic painting maka diperoleh dua pengertian selain aliran seni lukis, yaitu melukis dengan sepenuhnya menggunakan bahan baku dan alat bantu organik, dan yang kedua adalah melukis dengan tema-tema organik seperti tumbuhan, pemandangan dan binatang. Tentunya kombinasi dari ketiganya bisa saja diwujudkan.

Batik dalam Seni Keramik

 Bukan hanya diterapkan dalam wujud cita atau kain, di tangan maestro batik Indonesia, Iwan Tirta, keindahan corak batik dieksplorasi dan dituangkan dalam piranti makan keramik serta gelas kristal yang anggun dan berkelas.
Dua motif batik yang diterapkan pada keramik ini mulai langka, yakni Modang berbentuk lidah api dari Yogyakarta dan Kupu-Kupu Hokokai dari Pekalongan Master piece dining set keramik bermotif batik sebagai wujud maha karya seni Indonesia
 Motif Hokokai merupakan salah satu motif dari batik pesisiran yang kaya akan detail motif dan warna. Menurut sejarahnya, motif kupu-kupu dan bunga sakura ini diadopsi dari ragam hias dan warna pada pakaian kimono Jepang dan ornamen Cina, kemudian diterapkan pada kain batik pada tahun 1940-an yang dikenal sebagai batik Jawa Hokokai. Keistimewaan motif ini terletak pada penampakan detil yang rumit dan perpaduan warna ekspresif.

 Ornamen Modang berupa deretan lidah api dalam tradisi Jawa mengandung makna yang cukup tinggi, yakni kesaktian, semangat dan ambisi untuk mendapatkan apa yang diinginkan oleh sesorang. Motif ini memang cocok menjadi ragam hias pada benda-benda yang berdimensi tiga, seperti keramik atau kaca  dan kristal. Warna biru pastel pada motif sebagai penyesuaian selera masa kini.
Bila suvenir batik selama ini hanya berupa kain, kini terdapat pilihan lain yang terkesan eksklusif dan mewah berupa keramik. Kreasi batik keramik membuktikan bahwa batik juga bisa tampil lebih modern dan elegan.
Kelebihan dari piranti makan porselen karya Pusaka Iwan Tirta tersebut, selain hanya dibuat dalam edisi terbatas dan dipatenkan oleh maestro batik, juga hanya dibuat 8 set untuk setiap motif. Setiap set memiliki nomor seri dan memiliki napas desain yang kuat. Lapisan emas pada bagian tepi keramik menghadirkan citra mewah.
Mahligai

Sifat Keramik

Simulation of the outside of the Space Shuttle as it heats up to over 1,500°C during re-entry into the Earth's atmosphere.
sifat yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan jenis keramik adalah britle atau rapuh, hal ini dapat kita lihat pada keramik jenis tradisional seperti barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah dan sebagainya, coba jatuhkan piring yang terbuat dari keramik bandingkan dengan piring dari logam, pasti keramik mudah pecah, walaupun sifat ini tidak berlaku pada jenis keramik tertentu, terutama jenis keramik hasil sintering, dan campuran sintering antara keramik dengan logam. sifat lainya adalah tahan suhu tinggi, sebagai contoh keramik tradisional yang terdiri dari clay, flint dan feldfar tahan sampai dengan suhu 1200 C, keramik engineering seperti keramik oksida mampu tahan sampai dengan suhu 2000 C. kekuatan tekan tinggi, sifat ini merupakan salah satu faktor yang membuat penelitian tentang keramik terus berkembang.

Keramik

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Vas porselin Cina (Dinasti Qing) abad ke-18.
Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran.
Kamus dan ensiklopedia tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar, seperti gerabah, genteng, porselin, dan sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat. (Yusuf, 1998:2).
Umumnya senyawa keramik lebih stabil dalam lingkungan termal dan kimia dibandingkan elemennya. Bahan baku keramik yang umum dipakai adalah felspard, ball clay, kwarsa, kaolin, dan air. Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan mineral bawaannya. Oleh karena itu sifat keramik juga tergantung pada lingkungan geologi dimana bahan diperoleh. Secara umum strukturnya sangat rumit dengan sedikit elektron-elektron bebas.
Kurangnya beberapa elektron bebas keramik membuat sebagian besar bahan keramik secara kelistrikan bukan merupakan konduktor dan juga menjadi konduktor panas yang jelek. Di samping itu keramik mempunyai sifat rapuh, keras, dan kaku. Keramik secara umum mempunyai kekuatan tekan lebih baik dibanding kekuatan tariknya.

Kamis, 01 Maret 2012

ERA MOOI INDIE

Baru kemudian pada awal abad ke-20, muncullah sejumlah nama pelukis Indonesia yang dianggap pelanjut Raden Saleh. Masih sedikit jumlahnya, namun terbatas kemampuannya pada pelukisan keindahan alam. Mereka adalah R Abdullah Suriosubroto (1878-1914), Wakidi (1889-1979) dan Raden Mas Pirngadi (1875-1936). Ketiga pelukis itu lazim disebut masuk dalam mazhab Hindia Molek atau Mooi Indie.
Tiga pelukis itu hidup berjauhan satu sama lain. Abdullah menetap di Bandung (Jawa Barat), Wakidi di Padang (Sumatera Barat) sedangkan Pirngadi menetap di Jakarta. Mereka berkarya tanpa pernah saling bertemu satu sama lain dan kemungkinan juga tidak banyak mengetahui karya satu sama lainnya. Hanya saja, tema yang dilukis mirip yaitu berupaya menampilkan keindahan alam Indonesia.
Mazhab Hindia Molek (1925-1938) ini tumbuh dan berkembang hingga menjelang kedatangan bala tentara Jepang. Saat itulah sejumlah pelukis pribumi Indonesia sedang belajar di berbagai sekolah, menempa diri dan mulai berkarya secara pribadi. Alirannya sungguh berbeda dari para pelukis era Hindia Belanda. Hanya saja mereka belum menonjol saat itu, atau sibuk dalam pergerakan nasional.

100 Tahun Seni Lukis Modern Indonesia

BERBURU Banteng. Itulah judul salah satu lukisan legendaris hasil karya Raden Saleh Syarif Bustaman (1807 – 1880), pelukis pribumi Indonesia yang disebut-sebut sebagai perintis aliran seni lukis modern (modern art) di tanah air. Seni lukis modern ini berjarak dengan seni lukis tradisional yang telah tumbuh dan berkembang berabad-abad sebelumnya. Punya karakter dan ciri khas sendiri.
Pembentukan gaya seni rupa, pemilihan tema, pemakaian bahan lukisan serta fungsi kegunaannya berbeda dengan seni lukis tradisional. Raden Saleh melukis dengan maksud mengembangkan bakat seni pribadi atau potensi kreatif-artistik individu seniman, dengan wawasannya sebagai manusia budaya baru yang berpandangan universal.
Seni rupa modern tidak lagi memahat patung nenek moyang dan menatah serta menyinggung tokoh-tokoh pewayangan dalam bermacam-macam bentuknya : wayang beber, kulit, golek, krucil. Pendek kata, seni rupa modern Indonesia sama sekali bersifat baru.
Seni lukis modern sesungguhnya dimulai dengan masuknya penjajahan Belanda di Indonesia pada sekitar abad 17. Hanya saja, perintisan seni lukis modern ini bagi bangsa Indonesia berlangsung ”secara tidak sengaja” atau ”tanpa direncanakan” mengingat terjadinya perintisan di tengah-tengah kegelapan dari zaman penjajahan, sebelum adanya kemerdekaan. Dus, ini tentu saja tidak masuk dalam kesadaran budaya mengimgat Indonesia saat itu masih merupakan bangsa terjajah.
MASA PERINTISAN

Popular Posts

 
Free Crayon Blue Pink Cursors at www.totallyfreecursors.com