Organic Painting — Bahan Baku dan Alat Bantu Organik
Istiliah salah kaprah
bahan kimia sudah sering dipakai oleh pejuang dan pelaku bisnis bahan
organik untuk memojokkan dan menyingkirkan dari kompetisi berebut pasar
bahan baku dan alat bantu. Sengaja dikatakan salah kaprah karena secara
fundamental bahan kimia dapat dibagi menjadi dua yaitu bahan organik dan
bahan non-organik. Dengan demikian, bahan organik adalah juga bahan
kimia ! Namun nasi sudah jadi bubur dengan telah mengkristalnya persepsi
bahwa bahan organik bukanlah bahan kimia. Bahan kimia dituding sebagai
memiliki dampak negatif pada kesehatan bahkan beracun dan tidak ramah
lingkungan. Sebaliknya bahan organik diproyeksikan sebagai bahan alam
yang ramah lingkungan dan mudah didaur-ulang. Sejumlah seniman lukis
juga ikut memperjuangkan go green menggunakan istilah bahan
organik. Mereka memilih kanvas untuk melukis hanya dari material yang
organik seperti kain dari serat katun, serat rami, serat dari batang
padi dan serat-serat tumbuhan dan tanaman lain, organic cellulose.
Begitu juga dengan bahan baku cat warna-warni, mereka hanya mau
menggunakan jika cat sepenuhnya menggunakan bahan organik, misalnya
pewarna yang diekstraksi dari daun, bunga, kulit dan buah. Materi
pengikat dan pencair dalam cat juga wajib dari bahan alami seperti getah
tumbuhan dan air. Batik tradisional, lurik dan ikat mengikuti aliran
ini yaitu hanya menggunakan bahan dan perwarna organik. Idem ditto dengan alat bantu seperti kuas dimana materinya adalah bahan organik seperti serat kayu, rambut manusia dan ekor kuda. Lukisan diatas yang dicuplik dari situs material organik adalah contoh lukisan yang bahan baku (khususnya cat) dan alat bantu (yaitu kanvas dan kuas) sepenuhnya organic painting.
0 komentar:
Posting Komentar